Strategi baru Sultan sang presiden jogja
Jumat, 21 November 2008 | Labels: Berita | |JAKARTA, JUMAT--Salah satu anggota tim sukses Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai calon presiden , Sukardi Rinakit, mengatakan bahwa timnya telah mengganti strategi untuk dijadikan amunisi bertarung pada pemilihan presiden 2009. Jika selama ini menggunakan strategi "puting beliung", Sultan kini menggantinya dengan strategi "pelangi".
"Pakai strategi angin puting beliung, UGM malah kena puting beliung. Kita ganti sekarang dengan strategi pelangi. Pelangi itukan warna impian, indah, dan menarik," cetus Sukardi dalam diskusi di Gedung DPR, Jumat (21/11).
Ada empat strategi "pelangi" yang disiapkan. Pertama, mendekati PDIP. Kedua, mendekati Golkar. Ketiga, mengolah partai tengah dan keempat, mengulangi fenomena kesuksesan partai Demokrat pada tahun 2004. Untuk strategi terakhir ini, memanfaatkan karakter masyarakat yang "mudah bosan" dan mencoba memberikan alternatif baru.
"Kami mencoba mendekati semua partai, kecuali Demokrat. Kanannya, mendekati PDIP. Kirinya, Golkar. Tengah, partai menengah siapa tau punya mimpi ke atas sehingga terjadi gejala pelangi yang indah. Dan terakhir mengulang fenomena partai Demokrat di 2004. Harapannya pertarungan sengit antara SBY dan Sultan," ujar Sukardi yang juga dikenal sebagai pengamat politik.
Ia menargetkan, pada bulan Februari mendatang sudah ada kejelasan partai mana saja yang akan mengusung raja Yogyakarta itu. Meskipun dikenal sebagai kader Golkar, Sukardi memastikan Sultan tidak menyiapkan amunisi untuk menyodok di Golkar, seperti fenomena yang terjadi pada konvensi Golkar 2004.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait menyindir kader-kader partai yang hijrah mencari dukungan ke partai lain. "Kalu mau maju yang bertarung di dalam. Kalau kader yang tidak berhasil di dalam kemudian cari tempat lain, kapan partai mau maju?," kata Maruarar.